Batuk adalah salah satu gejala umum berbagai masalah kesehatan. Batuk bisa sangat mengganggu, membuat terjaga di malam hari, bahkan menyebabkan sulit bernapas. Terlebih bila ada gejala lain yang menyertai seperti hidung tersumbat. Meski demikian, batuk umumnya dapat hilang sendiri. Namun kadang perlu bantuan obat untuk meredakan gejala agar aktivitas kembali lancar.x
Mengenal Batuk
Batuk adalah tindakan untuk mengeluarkan udara dengan cepat dari paru-paru guna membersihkan tenggorokan dan saluran pernapasan dari mikroba, cairan, iritasi, lendir, atau partikel asing lain. Orang bisa sengaja batuk untuk membersihkan tenggorokannya, bisa juga batuk menjadi respons alami tubuh atau refleks untuk membersihkan saluran udara dan melegakan pernapasan.
Batuk dapat terjadi karena beberapa alasan berbeda dan bisa dikaitkan dengan berbagai gejala. Batuk bisa melindungi tubuh dari asap, debu, atau serbuk sari yang bisa mengganggu pernapasan. Tapi batuk juga bisa menandakan adanya penyakit atau kondisi kesehatan yang parah.
Mekanisme batuk melewati tiga tahap, yakni:
- Inhalasi atau menghirup udara
- Tekanan terbentuk di tenggorokan dan paru-paru dengan pita suara tertutup
- Pelepasan udara yang eksplosif saat pita suara terbuka, menimbulkan suara yang biasanya diasosiasikan dengan batuk
Terdapat empat jenis batuk yang utama, yakni:
1. Batuk basah
Jenis batuk ini terdengar basah karena membawa lendir. Batuk basah lebih dikenal dengan sebutan batuk berdahak atau batuk produktif. Batuk ini bisa berlangsung kurang dari tiga minggu atau akut, bisa juga hingga beberapa bulan atau kronis.
2. Batuk kering
Batuk kering terasa seperti ada gelitikan di bagian belakang tenggorokan. Batuk ini bisa terjadi secara berkepanjangan dalam satu waktu dan biasanya tidak dibarengi lendir. Batuk kering dapat disebabkan oleh peradangan pada sistem pernapasan.
3. Batuk paroksismal
Batuk paroksismal adalah batuk yang keras dan tidak terkendali serta menimbulkan rasa sakit. Batuk ini bisa dibarengi dengan kesulitan napas dan bahkan muntah. Pertusis atau batuk rejan adalah penyebab paling umum batuk paroksismal.
4. Batuk croup
Batuk croup juga disebut batuk menggonggong karena suara batuk terdengar seperti gonggongan yang khas. Batuk ini terjadi karena infeksi virus yang memicu iritasi dan pembengkakan pada saluran napas bagian atas. Batuk ini biasanya menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Gejala
Batuk sendiri merupakan gejala adanya infeksi penyakit menular atau kondisi lain yang terkait dengan pernapasan. Di saat yang sama, batuk bisa disertai dengan berbagai gejala lain, seperti:
- Hidung meler atau tersumbat
- Berdeham untuk membersihkan tenggorokan
- Sakit tenggorokan
- Mengi
- Sesak napas
- Ada cairan yang terasa mengalir di bagian belakang tenggorokan
- Suara serak
- Rasa asam di mulut
- Nyeri dada
- Dalam kasus yang jarang terjadi, darah dalam batuk
Kemunculan gejala ini bergantung pada penyebab yang melatari batuk.
Penyebab
Penyebab batuk bisa bermacam-macam sesuai dengan jenisnya. Penyebab batuk kering misalnya:
- Demam
- Flu
- Radang tenggorokan
- Croup
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Sakit tenggorokan
- Tonsilitis atau radang amandel
- Asma
- Sinusitis
- Alergi
- Refluks asam GERD
- Paparan iritasi di udara, termasuk asap, polusi, atau debu
Penyebab batuk basah:
- Flu biasa
- Bronkitis kronis/akut
- Asma
- Radang paru-paru
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Emfisema atau kerusakan kantong udara di paru-paru
Batuk croup terjadi akibat infeksi virus yang menyebabkan saluran napas bagian atas menjadi iritasi dan bengkak sehingga sulit bernapas. Adapun batuk paroksismal bisa disebabkan oleh
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Tuberkulosis
- Batuk rejan (pertusis)
- Radang paru-paru
- Tersedak
Cara Dokter Mendiagnosis Batuk
Untuk mendiagnosis batuk, dokter perlu memeriksa riwayat kesehatan pasien, menjalankan pemeriksaan fisik, dan meminta pasien menjalani tes tertentu, seperti sinar-X pada dada dan tes fungsi paru-paru.
Dokter juga akan mengecek tanda-tanda vital seperti suhu udara dan jumlah napas yang diambil per menit. Dokter pun mungkin perlu mengecek kadar oksigen saat pemeriksaan. Dalam pemeriksaan ini pasien perlu menjawab pertanyaan seputar gejala dan aktivitas sebelumnya yang mungkin berkaitan dengan batuk yang dialami.
Misalnya apakah terbiasa merokok atau pernah merokok sebelumnya, apa pekerjaannya, berapa lama batuknya, bagaimana napasnya saat istirahat dan saat beraktivitas fisik, apakah tidur terganggu akibat batuk, dan lain-lain.
Cara Mengatasi Batuk
Batuk seringnya tak memerlukan penanganan medis jika penyebabnya adalah infeksi virus biasa. Batuk akan reda dan hilang sendiri dalam beberapa hari hingga pekan. Pasien bisa merawat diri sendiri dengan banyak beristirahat, minum air putih, dan jika perlu minum obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.
Dokter perlu menemukan apa penyebab batuk itu dulu sebelum menentukan jenis tindakan yang perlu dilakukan. Misalnya jika batuk disebabkan oleh alergi tertentu, dokter akan memberikan obat antihistamin untuk meredakan reaksi alergi itu dan menyarankan pasien menghindari alergen atau pemicu alergi agar tidak batuk di kemudian hari.
Komplikasi
Menurut penelitian, batuk bisa menimbulkan komplikasi yang terkait dengan kardiovaskular, pencernaan, muskuloskeletal, neurologis, oftalmologis, psikososial, pernapasan, kulit, dan penurunan kualitas hidup. Contohnya:
- Insomnia, yakni tak bisa tidur atau sulit tidur nyenyak di malam hari
- Perubahan suara menjadi serak karena peradangan pita suara
- Sakit kepala
- Perburukan asma
- Pecahnya pembuluh darah pada hidung dan subkonjungtiva (area mata)
- Nyeri otot dada dan punggung
Pencegahan
Batuk bisa dicegah dengan menghindari penyebab iritasi atau hal lain yang bisa memicu batuk. Vaksin flu, pneumonia, dan Covid-19 juga bisa menjadi penangkal infeksi virus yang menyebabkan gejala batuk. Cara lainnya termasuk:
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer
- Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit
- Menghindari menyentuh mata, mulut, dan hidung terutama ketika berada di tempat umum
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami batuk kronis atau berlangsung lama dan berulang, hubungi dokter agar diperiksa dan mendapat saran medis. Bila mengalami gejala lain yang menyertai batuk seperti mengi, demam lebih dari 38,7 derajat Celsius lebih dari dua hari, meriang, keluar dahak berwarna kuning, hijau, atau berdarah, segera datangi rumah sakit. Begitu juga bila merasa seperti tercekik, tak bisa bernapas dengan lancar, serta merasa nyeri dada.
Artikel Terkait :
https://www.mresidencejogja.com/